Pada hari Jum’at 19 September 2014 telah dilaksanakan FGD (Focus Group Discussion) Arkeologi dan Budaya Maritim di P3 (Pusat Pengembangan Pendidikan) UGM. Kita semua sangat paham akan lagu lama “Nenek Moyangku Orang Pelaut” yang mengingatkan kita generasi muda tentang asal usul kejayaan bahari Nusantara. Sempat kemaritiman Indonesia terabaikan beberapa belas tahun belakang karena program pemerintah untuk swasembada pangan yang menjadikan masyarakat Indonesia menjasi masyarakat agraris. Namun keadaan tersebut kian berubah sepuluh tahun belakangan ini karena republik ini mulai memikirkan kembali pentingnya orientasi kehidupan dari darat ke laut. Dalam membangun semangat ini, arkeolog dan sejarawan memiliki posisi strategis untuk mengajak bangsa ini belajar pada sejarah. Berdasarkan hal tersebut UGM menyelenggarakan FGD Arkeologi dan Budaya Maritim untuk mengungkapkan permasalahan dan menggali solusi pengembangan Arkeologi Maritim di Indonesia.
Dalam Workshop ini telah hadir dan menyampaikan pemikirannya antara lain:
- Drs.Bambang Budi Utomo, A.PU., Peneliti Arkeologi Pusat Arkeologi Nasional menyampaikan materi tentang Perkembangan Penelitian Arkeologi Bawah laut.
- Imam Fauzi, Direktorat KP3K Kementerian Kelautan dan Perikanan menyampaikan materi tentang Studi Kasus Pengelolaan BMKT.
- Jajang Agus Sonjaya, S.Si., M.Hum memberikan materi tentang Teknik Eksplorasi Arkeologi Bawah Air: Aspek Penyelaman Arkeologis
- Ari Dartoyo dari Laboratorium Geospasial Parangtritis, BIG yang meyampaikan materi Sistem Pengelolaan Data BMKT.
Pemaparan pembicara pertama dan kedua dipandu dan dirumuskan oleh Jajang Agus Sonjaya, S.Si., M.Hum dan Drs. Siswanto, M.Hum.